Senin, 31 Oktober 2011

Obat Tradisional



Logo Stikes Karya Husada New









MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
“ OBAT TRADISIONAL ”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : Dita Wastu P, Am.Keb. SKM


                                                            Disusun Oleh :
1.         Iva Luqmawati           (0902050)
2.         Karyati                      (0902052)
3.         Lilik Hidayati                         (0902054)
4.         Luluk Hidayatul M     (0902056)




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
PRODI DIII KEBIDANAN
SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR
     
Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan rahmat karunia-Nya, kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Obat Tradisional”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dita Wastu P, Am.Keb. SKM selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat, teman-teman, serta semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



Semarang,    Februari 2011

Penyusun










DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................         i
KATA PENGANTAR .........................................................................................................        ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................       iii
BAB I       PENDAHULUAN .............................................................................................        1
A.  Latar Belakang ............................................................................................        1
B.  Tujuan ............................................................................................................        1
BAB II      TINJAUAN TEORI ............................................................................................        2
A.  Pengertian ....................................................................................................        2
B.  Jenis Obat Tradisional ................................................................................        3
C. Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional ..........................................        4
D. Contoh Tanaman Obat Tradisional ............................................................        5
BAB III     PENUTUP .........................................................................................................     10
A.  Kesimpulan ..................................................................................................     10
B.  Saran ............................................................................................................     10
DAFTAR PUSTAKA















BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Para orang tua dan nenek moyang kita dengan pengetahuan dan peralatan yang sederhana telah mampu mengatasi problem kesehatan. Berbagai macam penyakit dan keluhan ringan maupun berat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah di dapat di sekitar pekarangan rumah dan hasilnya pun cukup memuaskan.
Kelebihan dari pengobatan yang menggunakan ramuan tumbuhan secara tradisional tersebut ialah tidak ada efek sampingnya yang ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi.
Obat-obatan tradisional selain menggunakan bahan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat disekitar pekarangan rumah kita sendiri, juga tidak mengandung resiko yang membahayakan bagi pasien dan mudah dikerjakan (dibuat) oleh siapa saja dalam keadaan mendesak sekalipun.
Kemajuan IPTEK modern yang semakin pesat dan canggih di zaman sekarang ini, ternyata tidak mampu menggeser atau mengenyampingkan begitu saja peran obat-obatan tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi. Hal ini terbukti dari banyak permintaan pengobatan tradisional. Namun, yang menjadi masalah dan kesulitan bagi para peminat obat-obatan tradisional sampai saat ini ialah kurangnya pengetahuan dan informasi yang memadai mengenai berbagai jenis tumbuhan yang dapat di pakai sebagai ramuan obat-obatan tradisional untuk pengobatan penyakit tertentu dan cara pembuatannya.

B.   Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat tradisional
2.      Untuk penghematan biaya karena dapat ditanam sendiri di sekitar pekarangan rumah
3.      Tidak ada efek samping yang membahayakan
4.      Sebagai pengobatan alternative



BAB II
TINJAUAN TEORI


A.   Pengertian
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Definisi obat tradisional menurut UU No. 23 tahun 1992 adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan cairan (galenik) atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun temurun oleh masyarakat. Umumnya, pemanfaatan obat tradisional lebih diutamakan sebagai preventif untuk menjaga kesehatan. Selain itu, ada pula yang menggunakan untuk pengobatan suatu penyakit.
Popularitas dan perkembangan obat tradisional kian meningkat seiring dengan slogan “kembali ke alam” yang kian menggema. Hal itu dibuktikan oleh semakin banyak industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional. Industri-industri tersebut bertambah dan memproduksi obat tradisional secara modern menggunakan mesin-mesin modern. Namun, masih banyak industri rumah tangga yang membuat obat tradisional secara sederhana. Mereka menerapkan resep-resep kuno yang dipercaya bermanfaat untuk kesehatan.

B.   Jenis obat tradisional
Berdasarkan keputusan kepala badan POM RI. No. Hk. 00.05.4.2411 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia, obat tradisional dikelompokkan menjadi 3 yaitu : jamu, obat herbal terstandart dan fitofarmaka
1.    Jamu ( Enpirical, Based, Herbal Medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5-10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Disamping klaim khasiat yang dibuktikan secara empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standart mutu. Jamu yang telah digunakan secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Kriteria Jamu
a.    Aman
b.    Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
c.    Memenuhi persyaratan mutu
2.    Obat Herbal Terstandart (Standarized Based Herbal Medicine)
Obat herbal terstandart merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, binatang maupun mineral. Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal daripada jamu. Tenaga kerjanyapun harus di dukung oleh pengetahuan dan keterampilan membuat ekstrak. Obat herbal ini umumnya di tunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis. Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi ekstrak yang higienis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.

Kriteria Obat Herbal Terstandart
a.    Aman
b.    Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik
c.    Bahan baku yang digunakan telah terstandart
d.    Memenuhi persyaratan mutu
3.    Fitofarmaka ( clinical Based Herbal Medicine)
Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandart dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinik pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan bertekhnologi modern, tenaga ahli dan biaya yang tidak sedikit.
Kriteria Fitofarmaka
a.    Aman
b.    Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan uji klinik
c.    Menggunakan bahan baku berstandart
d.    Memenuhi persyaratan mutu

( Handayani, Lestari. 2009 :1-5)
C.   Kelebihan dan Kekurangan obat Tradisional
1.    Kelebihan obat tradisional
a.    Memiliki efek samping  yang saling mendukung jika berada dalam satu ramuan dengan komponen yang berbeda
b.    Memiliki efek samping yang relatif rendah
c.    Pada satu tanaman  memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit yang diakibatkan pertukaran zat di dalam tubuh dan keturunan.



2.    Kekurangan obat tradisional
a.    Takaran harus tepat. Jika tidak tepat, obat tradisional bisa tidak aman bagi tubuh dan kesehatan manusia.
b.    Harus tepat memilih jenis obat sesuai dengan riwayat kesehatan masing-masing, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa.
D.   Contoh Tanaman Obat Tradisional
1.    Jambu Biji
Jambu biji dengan nama ilmiah Psidium Guajava sudah banyak dimanfaatkan sebagai herbal pengobatan selain dikomsumsi langsung dengan rasa yang lezat. Tanaman jambu biji ini banyak tumbuh di negara-negara Asia.
Dengan bentuk buah yang bundar, warna buahnya hijau atau kuning apabila sudah masak, dagingnya berwarna merah atau putih, banyak biji yang kecil-kecil dan keras dengan di selimuti oleh zat lembut seperti bubur  yang rasanya manis.
Dengan mengkomsumsi langsung baik yang sudah masak atau setengah matang atau yang sudah di oleh menjadi selai dan jelly. Hal ini disarankan karena kandungan gizinya  yang banyak. Jambu biji banyak tumbuh di India.
Kandungan nutrisi yang terkandung dalam Jambu biji adalah sebagai berikut :
a.    Vitamin C (yang terkandung dalam kulitnya memiliki 5 kali lipat Vitamin C dibanding dengan jeruk).
b.    Vitamin A dan B
c.    Kalsium
d.    Asam Nicotinic
e.    Phosphorus Fosfor
f.      Potassium
g.    Zat Besi
h.    Asam Folic
i.      Serat.
Dengan kandungan nutrisi yang terkandung didalamnya tersebut, maka manfaat Jambu Biji untuk kesehatan, diantaranya :
a.    Diare dan Disentri
Jambu biji sangat kaya zat pengikat (persenyawaan zat yang terkandung dalam jambu dengan zat dalam mulut kita pada saat mengunyah daun jambu atau jambu biji mentah maka kita akan merasa segar) zat tersebut yang membantu mengikat usus pada penderita. Jambu biji ini mengandung zat alkaline alami, desinfektan dan anti bakteri sehingga membantu dalam penyembuhan disentri yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba dan mengurangi produksi lendir yang berlebih dari usus.
Selanjutnya dengan kandungan lain dalam jambu biji seperti vitamin C dan Potassium Carotenoids akan membantu memperkuat system pencernaan dalam mengatasi bakteri tersebut.
b.    Sembelit
Salah satu zat yang bermanfaat yang terkandung dalam jambu biji adalah serat pangan, serat ini berguna untuk mencegah berbagai penyakit degenerative, seperti kanker usus  besar (kanker kolon) karena sifatnya yang bisa larut dalam air sehingga dapat membantu pengeluaran residu hasil produksi tubuh yang tidak bermanfaat lagi melalui proses buang air besar.
Menurut penelitian bahwa tidak lancarnya pembuangan kotoran (sembelit) dapat mengakibatkan 72 buah jenis penyakit sehingga dengan lancarnya proses pembuangan yang dihasilkan dari pencernaan tersebut sangat baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
c.    Perawatan Kulit
 Jambu biji dapat bermanfaat untuk memperbaiki tektur kulit lebih baik apabila dibandingkan menggunakan krim atau toner kulit kimia yang biasa kita pergunakan sehari-hari.
Kandungan zat yang terkandung dalam buah biji tersebut terutama dengan mengkomsusmi buah yang setengah matang dan daunnya atau dengan mencuci kulit dengan rebusan kulit luar pohon jambu biji, buah serta daun yang masih muda maka dapat membantu mengencangkan otot kulit yang sudah kendor.
Selain zat tersebut jambu biji juga sangat kaya dengan vitamin A, B dan C serta potassium yang sangat baik sebagai antioksidan sehingga kulit Anda akan tetap segar dan bebas dari noda, keriput dan penyakit kulit lainnya yang berbahaya.
2.    Petai Cina
Petai Cina (Leucaena Leucocephala) adalah tumbuhan yang memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar. Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunganya yang berjambul warna putih sering disebut cengkaruk. Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis.
a.     Komposisi Kandungan Kimia :
Biji dari buah polong petai cina (Leucaena Leucocephala) yang sudah tua setiap 100 gram mempunyai nilai kandungan kimia berupa zat kalori sebesar 148 kalori, protein 10,6 gram, lemak 0,5 gram, hidrat arang 26,2 gram, kalsium 155 mg, fosfor 59 mg, besi 2,2 mg, vitamin A 416 SI, vitamin B1 0,23 mg dan vitami C 20 mg.




b.     Khasiat dan Manfaat untuk Pengobatan
1.  Diabetes Mellitus
Bahan : Petai Cina yang sudah tua dan kering;
Cara membuat               : Digoreng tanpa minyak (sangan = jawa) dan ditumbuk halus (dibuat bubuk),  kemudian ambil satu sendok dan diseduh dengan air panas (seperti membuat kopi);
Cara menggunakan : Diminum 1 kali sehari 1 gelas dan   dilakukan secara teratur.
2.  Cacingan
Bahan                             :  Biji petai cina yang sudah tua dan  kering;
Cara membuat               :  Digoreng tanpa minyak (sangan = jawa). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan ½ - 1 gelas air panas seperti membuat kopi;
Cara menggunakan      : Diminum menjelang tidur malam
3.  Luka Baru dan Bengkak
Bahan                             : Daun petai cina secukupnya;
Cara membuat               : Ditumbuk (dipipis) halus atau dikunyah-kunyah;
Cara Menggunakan      :  Ditempelkan pada bagian yang luka atau bengkak.
c.    Pisang
Pisang (Musa Paradisiaca) banyak ditemukan di Indonesia. Bunga pohon pisang sering disebut tuntut atau jantung pisang berwarna merah tua keunguan dengan bagian dalam yang berbalut berisi bakal pisang. Sejak penanaman pohon pisang sampai dapat di petik buahnya memakan waktu antara 13-15 bulan, sedang masa panen berikutnya 3-4 bulan sekali. Semua itu sebenarnya tergantung dari umur anak pohon pisang.
a.    Komposisi kandungan kimia :
Menurut penelitian, buah pisang yang masak mengandung kadar antara lain Dextrose, Air, Sucrose, Levulose, Zat putih telur, Zat tepung, mineral, vitamin dan lemak. Pisang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, sebagai buah maupun obat.
b.    Khasiat dan manfaat untuk pengobatan
1.      Sakit kuning
Bahan                              : buah pisang emas yang sudah masak
Cara membuat               : -
Cara menggunakan      : makan buah pisang emas yang banyak
2.      Keluarga berencana
Bahan                             : bunga pisang ambon
Cara membuat               : direbus dengan air sampai mendidih
Cara menggunakan      : di minum airnya 2 kai sehari, pagi hari setelah bangun tidur dan sore hari sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari berturut-turut sesudah menstruasi atau melahirkan.
3.      Kanker perut
Bahan                             :tunas atau anak pohon pisang dan 1 potong tumbuhan benalu teh.
Cara membuat               :anak pisang di parut dan diambil airnya  sebanyak 4 gelas, kemudian direbus bersama dengan benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas
Cara menggunakan      :diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore, dilakukan secara teratur.
(A.N.S, Thomas. 1992:90-93)









BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional dikelompokkan menjadi 3 yaitu : jamu, obat herbal terstandart dan fitofarmaka. Obat tradisional tidak memiliki efek samping yang membahayakan sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu.
B.     Saran
Obat tradisional bisa didapatkan disekitar pekarangan dan dapat di tanam sendiri.. Jadi kita tidak bergantung pada obat-obatan kimia dan dapat memanfaatkan tanaman obat keluarga.











DAFTAR PUSTAKA

A.N.S, Thomas. 1992. Tanaman Obat Tradisional. Jogjakarta : Kanisius.
Handayani, Lestari. 2009. Cara Benar Meracik Obat Tradisional. Jakarta : Amazone.

3 komentar: