BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada organ genetalia khususnya wanita, sering
kali terjadi berbagai masalah. Dari yang ringan dan mudah diatasi, sampai yang
susah dan bersifat membahayakan. Terkadang juga terjadi peradangan hingga
perdarahan pada organ genetalia wanita.
Ada beberapa penyebab perdarahan yaitu salah satunya
pada ulkus porsio. Pada ulkus porsio bisa menjadi penyebab perdarahan, karena tejadi luka atau robekan pada porsio. Perdarahan pada ulkus porsio
dapat terjadi kegawat daruratan karena dapat menyebabkan infeksi. Luka atau
robekan pada ulkus porsio sering disebabkan oleh pemasangan IUD dalam jangka
waktu lama.
Terjadinya perdarahan akibat ulkus posio hanya bisa
ditentukan dengan dilakukannya pemeriksaan dalam atau VT. Penanganan
perdarahan pada ulkus porsio tidak
terlalu sulit. Namun jika tidak segera ditangani dapat terjadi infeksi. Untuk
mencegah terjadinya luka atau robekan pada ulkus porsio sebaiknya dilakukan
penggunaan yang tepat terhadap IUD.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
-
Agar mahasiswa mengetahui apa
saja masalah yang bisa terjadi pada organ genetalia, khususnya wanita ;
-
Agar mahasiswa lebih memahami
tentang Ulkus Porsio, baik definisi, penyebab, gejala- gejala yang terjadi,
serta bagaimana penanganannya.
2.
Tujuan Khusus
Agar
mahasiswa, tenaga kesehatan serta masyarakat mengetahui penatalaksanaan
terhadap Ulkus Porsio.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
Pengertian
Portio merupakan salah satu
bagian dari servik. Dimana pada porsio bisa terjadi berbagai penyakit, salah
satunya seperti Ulkus Porsio.
Definisi dari Ulkus portio
adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi
pada portio, biasanya berwana merah dengan batas yang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ).
Ulkus Porsio ialah adanya
sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah
berdarah.
Ulkus porsio adalah
pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan
oleh bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama – lama menjadi
infeksi.
B.
Etiologi
Ada beberapa
penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus
portio, antara lain :
1. Pemakaian
pil,
2. Perlakuan
seksual yang tidak sehat,
Manipulasi penis juga dapat menyebabkan ulkus portio, karena pada saat coitus gerakan penis yang kurang sesuai dengan vagina
wanita, dapat menyebabkan gesekan dan benturan yang terlalu kuat sehingga
portio menjadi terluka
3. Keterpaparan suatu
benda pada sat pemasangan AKDR
Pada saat pemasangan alat kontrasepsi
yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi.
AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume
dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman)
penyebab terjadi infeksi.
4. Infeksi pada masa
reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel
portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang
terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
5. Pada masa reproduktif
batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
6. Rangsangan luar maka
epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel
silinderis canalis servikalis.
C.
Patofisiologi
Proses terjadinya
ulkus portio dapat disebabkan karena adanya rangsangan dari luar, misalnya
pemasangan IUD. Karena pada IUD mengandung polyethilen yang sudah berkarat dan membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel
sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi atau koalugasi
membran sel. Sehingga terjadi
erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal, sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio
dan akhir nya menjadi ulkus.
Dari posisi
IUD yang tidak tepat, menyebabkan
reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang
meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi
portio. Dari semua
kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai
kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Selain dan personal
hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama
haid darah merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi,
dengan adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi
dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio,
yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri
eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan
ovulasi nabathi.
D.
Gejala
1.
Adanya fluxus,
2.
Portio terlihat kemerahan dengan
batas yang tidak jelas,
3.
Adanya kontak blooding,
4.
Portio teraba tidak rata,
5.
Pada perlukaan
portio bisa tertutup cairan atau lendir,
6.
Berwujud gumpalan- gumpalan seperti
bunga kol,
7.
Dapat dengan mudah
berdarah atau tidak.
8.
Sekret bercampur darah setelah bersenggama.
9.
Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
10.
Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah
kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
11.
Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah
12.
Pada ulkus sering di ketemukan
ovula nobathii.
E. Komplikasi
Terjadi
keganasan pada leher rahim, yang jika tidak dilakukan penanganan dengan tepat
dan segera, bisa berujung pada kanker.
F. Penanggulangan
1.
Membatasi hubungan suami istri,
2.
Menjaga kebersihan vagina,
3.
Lama pemakaian IUD harus di
perhatikan.
4.
Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras
seperti AgNO3 10% atau Al Bothyl yang menyebabkan nekrose Epitel silinderis
dengan harapan bahwa kemudian diganti dengann Epitel gepeng berlapis banyak. (www.goegle memahami Reproduksi wanita, 24 maret 2011).
G. Gambar tingkatan penyakit pada
servik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulkus porsio merupakan salah
satu penyakit yang terjadi pada porsio. Bisa karena trauma, perilaku seksual
yang tidak sehat, bisa juga karena penggunaan kontrasepsi dalam rahim, yaitu IUD. Karena terjadi
infeksi, maka pada porsio lama - kelamaan akan terjadi perlukaan. Tidak jarang
juga bisa terjadi perdarahan.
Oleh karena
itu jika terjadi ulkus porsio, sebaiknya dengan segera dilakukan penanggulangan
oleh tenaga kesehatan yang berkompeten.
B. Saran
1.
Menjaga kebersihan alat
genetalia,
2.
Secara rutin memeriksakan kesehatan
alat genetalia ke tenaga kesehatan,
3.
Melakukan hubungan seksual secara
sehat,
4.
Memilih alat kontrasepsi yang
benar- benar tepat, dengan cara berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang
berkompeten,
5.
Tenaga kesehatan melakukan
tindakan medis dengan tepat, sesuai dengan kompetensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar