Sabtu, 29 September 2012

KONTRASEPSI SUNTIK


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti mencegah/ menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik, patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi.
Kontrasepsi suntik terdiri dari dua jenis yaitu suntik kombinasi dan suntik progestin. Suntik kombinasi berisi hormon estrogen dan  progesteron, sedangkan suntik progestin berisi hormon progesteron saja.
B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang kontrasepsi suntik
2.      Tujuan Khusus
a.       Menjelaskan pengertian  tentang kontrasepsi suntik
b.      Menjelaskan macam-macam kontrasepsi suntik
c.       Menjelaskan tentang suntik kombinasi
d.      Menjelaskan tentang suntik progestin


BAB II
TINJAUAN TEORI


Penggunaan alat kontrasepsi suntik, seperti Depo Provera, merupakan suatu tindakan invasif. Karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus diakukan hati-hati dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Kekhawtiran lain adalah meningkatnya masalah penyebaran virus hepatitis B, hepatitis C, dan AIDS kepada pelayan, provider dan petugas klinik, khususnya petugas kebersihan dan rumah tangga ( Saifudin , 2006 : MK-34 ).
Untuk mengurangi resiko tersebut, sedapat-dapatnya gunakan jarum dan alat suntik sekali pakai (disposible) atau alat suntik jenis baru yaitu “autodisable syringe” . Bila menggunakan jarum dan alat suntik pakai ulang (reusable), setelah digunakan, dekontaminasi segera dengan direndam dalam larutan klorin 0,5 % atau disinfektan lain yang tersedia didaerah setempat ( Saifudin , 2006 : MK-34 ).

A.    SUNTIKAN KOMBINASI
1.      Pengertian
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebuan sekali ( Saifudin, 2006 : MK-34 ).
a.       Cara kerja
1)      Menekan ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH Surge). Respon kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing Hormone eksogenus tidak berubah, sehingga memberi pesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hipofise ( Hartanto, 2004 : hal 166 ).
2)      Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu ( Hartanto, 2004 : hal 166 ).
3)      Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu ( Hartanto, 2004 : hal 166 ).
4)      Menghambat transportasi gamet oleh tuba
b.       Efektivitas
Sangat efektif (0,1 sampai 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun perama penggunaan ( Saifudin, 2006 : MK-34 ).
c.        Keuntungan kontrasepsi
1)      Resiko terhadap kesehatan kecil
2)      Tidak perpengaruh pada hubungan suami istri
3)      Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4)      Jangka panjang
5)      Efek samping sangat kecil
6)      Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
( Saifudin, 2006 : MK-34 ).
d.       Keuntungan Nonkontrasepsi
1)      Mengurangi jumlah perdarahan
2)      Mengurangi nyeri saat haid
3)      Mencegah anemia
4)      Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
5)      Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
6)      Mencegah kehamilan ektopik
7)      Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu
8)      Penyakit radang panggul
9)      Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause
( Saifudin, 2006 : MK-34 ).

e.        Kerugian
1)      Terjadi perubahan pada pola haid, seperi tidak teratur, perdarahan bercak atau spoting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
2)      Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3)      Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
4)      Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
5)      Dapa terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
6)      Penambahan berat badan
7)      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infesi menular seksual hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
8)      Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
( Saifudin, 2006 : MK-35 ).
f.        Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi
1)      Usia reproduksi
2)      Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
3)      Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas lebih tinggi
4)      Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
5)      Pasca persalinan dan tidak menyusui
6)       Anemia
7)      Nyeri haid hebat
8)      Haid teratur
9)      Riwayat kehamilan ektopik
10)  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
( Handayani, 2010 : hal 108 ).
g.       Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi
1)      Hamil atau di duga hamil
2)      Perdarahan pervaginam tak jelas penyebabnya
3)      Perokok usia lebih dari 35 tahun yang merokok
4)      Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (lebih dari 180 atau 110 mmHg)
5)      Riwayat thromboemboli atau DM lebih dari 20 tahun
6)      Penyakit hati akut
7)      Keganasan payudara
8)      Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
9)      Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
( Handayani, 2010 : hal 108 ).

h.      Waktu Pelaksanaan 
1)      Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
2)      Bila suntikan pertama diberikan pada hari ke 7 siklus haid, klien tidak diperbolehkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
3)      Bila klien tidak haid, suntkan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
4)      Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
5)      Bila pasca persalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid maka suntikan pertama diberika pada suklus haid hari 1 dan 7.
6)      Bila pasca persalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan di meri suntikan kombinasi.
7)      Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
8)      Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
( Saifudin, 2006 : MK-36 ).
i.        Cara Penggunaan
1)      Intra Muskuler , setiap bulan
2)      Diulang tiap 4 minggu
3)      7 hari lebih awal, terjadi risiko gangguan perdarahan
4)      Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
Keadaan
Anjuran
Tekanan darah tinggi
Kurang dari 180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan
DM
Dapat diberikan pada kasus anpa komplikasi dan kencing manisnya terjadi <20 tahun. Perlu diawasi.
Migrain
Biola tidak ada gejala neurologik yang berhubungan dengan sakit kepala, boleh diberikan.
Menggunakan obat TBC/ Obat Epilepsi
Berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50 µg etinilestradiol atau cari metode kontrasepsi lain.
Mempunyai penyakit anemia bulan sabit (sickle cell)
Sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi .
( Handayani, 2010 : hal 110 ).
j.         Efek Samping dan Penanganan
Efek Samping
Penanganan
Amenorea
Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan, dan tidak perlu diberi pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim. Anjurka klien untuk kembali ke klinik bila tidak datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien hamil, rujuk klien. Hentian penyuntikan, dan elaskan bahwa hormon progestin dan esterogen sediki sekali pengaruhnya pada janin.
Mual/ pusing/ muntah
Pastikan tidak ada kehamlan. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang pada waktu dekat.
Perdarahan/ Perdarahan Bercak (spotting)
Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa. Bila pedarahan berlanjut dan menghawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari.
( Handayani, 2010 : hal 110 ).
k.      Intruksi untuk klien
1)      Klien harus kembali ke dokter atau klinik untuk menndapatkan suntikan kembali setiap 4 minggu.
2)      Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter atau klinik untuk memastikan hamil atau tidak.
3)      Jelaskan efek samping tersering yang di dapat pada penyuntikan dan apa yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan jika keluhan tersebut sering di temukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke dua atau ke tiga. Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi, obat-obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang di gunakan.
( Saifudin, 2006 : MK-39 ).
l.         Tanda-Tanda Yang Harus di Waspadai pada Penggunaan Suntikan kombinasi
1)      Nyeri dada hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya pembekuan darah di paru, atau serangan jantung.
2)      Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi, atau migrain.
3)      Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai.
4)      Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
( Saifudin, 2006 : MK-39 ).

B.      KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN / PROGESTIN-ONLY INJEC TABLE ( PICs )
1.      Pengertian
Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi hormon progesteron ( Handayani, 2010 : hal 111 ).

2.       Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
a.    Depo Medroxyprogesterone Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan di setiap 3 bulan dengan cara disuntik intra muskuler (di daerah bokong).
b.    Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang engandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap2 bulan dengan cara intra muskular.
( Handayani, 2010 : hal 111 ).
3.      Mekanisme Kerja
a.       Mencegah ovulasi
b.      Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
c.       Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d.      Menghambat transportasi gamet oleh tuba
e.       Membuat endometrium menjadi kurang baik atau layak untuk implantasi dari ovum yag sudah di buahi
( Handayani, 2010 : hal 111 ).

4.      Manfaat
Manfaat kontraseptif :
a.         Memiliki efektifitas tinggi (dengan 0,3 kehamilan per seratus wanita selama tahun pertama penggunaan)
b.         Tidak menggangu hubungan seks
c.         Tidak mempengaruhi pemberian ASI Efek sampingnya sedikit
d.        Dapat di berikan oleh petugas non medis yang sudah terlatih
e.         Tidak mengandung esterogen
Manfaat non kontraseptif
a.         Mengurangi kehamilan ektopik.
b.         Dapat mengurangi haid.
c.         Dapat mengurangi perdarahan haid.
d.        Dapat memperbaiki anemia.
e.         Melindungi terhadap kanker endometrim.
f.          Menurunkan penyakit payudara ganas
g.         Mengurangi krisis sickle cell.
h.         Memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab PID (Penyakit Inflamasi Pelvik.)
( Handayani, 2010 : hal 112 ).
5.      Keterbatasan
a.        Sering di temukan gangguan haid, seperti :
1)      Siklus haid yang memendek atau memanjang
2)      Perdarahan yang banyak atau sedikit
3)      Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
4)      Tidak haid sama sekali
( Handayani, 2010 : hal 112 ).
b.      Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan )
1)         Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
2)        Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi.
( Handayani, 2010 : hal 111 ).
6.      Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin :
a.       Usia reproduksi
b.      Nulipara dan yang telah memiliki anak
c.       Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
d.      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e.       Setelah melahirkan dan sedang menyusui ( 6 minggu atau lebih masa nifas )
f.       Setelah abortus atau keguguran
g.      Telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
h.      Perokok
i.        Mengalami tekanan darah tinggi
j.        Pengguna obat epilepsi dan tuberculosis
k.      Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen
l.        Pelupa
m.    Anemia defisiensi besi
n.      Mendekati usia menopause
( Handayani, 2010 : hal 112 ).
7.      Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin :
a.       Hamil atau di curigai hamil
b.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c.       Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenore
d.      Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e.       Diabetes mellitus di sertai komplikasi
( Handayani, 2010 : hal 113 ).

















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Metode kontrasepsi suntikdibagi menjadi dua jenis yaitu suntik kombinasi dan suntik progestin. Suntik kombinasi diberikan satu bulan sekali, sedangkan suntik progestin diberikan setiap tiga bulan sekali.
Suntikan kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan suntikan progestin hanya mengandung hormon progesteron. Masing-masing suntikan tersebut mempunyai jenis komposisi serta efektifitas yang berbeda.

B.     Saran
1.      Bagi tenaga kesehatan diwajibkan memberikan penyuluhan tentang metode alat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kepadatan penduduk, meningkatkan usia harapan hidup serta menurunkan morbiditas serta mortalitas bagi ibu hamil serta bayi baru lahir.
2.      Bagi pasangan usia subur serta keluarga yaitu sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang tepat, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.










DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta : FKUI
Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Pelayanan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Pustaka Rihama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar